ADA GAMBAR DI DINDING KALBUKU, SEBUAH NAMA YANG TERUKIR KUAT DI DINDING KEPASTIANKU, TIADA YANG LAIN SELAIN HANYA GAMBAR DIRIMU

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGIMPLEMENTA-SIKAN SURAT LUKMAN (SUATU ANALISIS DI DESA BENTENG KECAMATAN SUNGAI BATANG).

A. Latar Belakang
Tujuan dalam membina kehidupan keluarga adalah agar dapat melahirkan generasi baru sebagai penerus perjuangan hidup orang tua. Untuk itulah orang tua mempunyai tanggung jawab dan kewajiban dalam pendidikan anak-anaknya. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT., dalam surat At-Tahrim ayat 6 :
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.
Keluarga merupakan buaian tempat anak melihat cahaya kehidupan pertama, sehingga apapun yang dicurahkan dalam sebuah keluarga akan meninggalkan kesan yang mendalam terhadap watak, pikiran serta sikap dan perilaku anak. Ini menunjukkan bahwa setiap orang tua pasti menginginkan keberhasilan dalam pendidikan anak-anaknya. Keberhasilan tersebut tentunya tidak akan dapat terwujud tanpa adanya usaha dan peran dari orang tua itu sendiri.
Perhatian orang tua memiliki pengaruh psikologis yang besar terhadap kegiatan belajar anak. Dengan adanya perhatian dari orang tua, anak akan lebih giat dan lebih bersemangat dalam belajar karena ia tahu bahwa bukan dirinya sendiri saja yang berkeinginan untuk maju, akan tetapi orang tuanya pun demikian. Sebab baik buruknya prestasi yang dicapai anak akan memberikan pengaruh kepadanya dalam perkembangan pendidikan selanjutnya.
Totalitas sikap orang tua dalam memperhatikan segala aktivitas anak selama menjalani rutinitasnya sebagai pelajar sangat diperlukan agar si anak mudah dalam mentransfer ilmu selama menjalani proses belajar, di samping itu juga agar ia dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal. Perhatian orang tua dapat berupa pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar, pemberian motivasi dan penghargaan, serta pemenuhan fasilitas belajar. Pemberian bimbingan dan nasihat menjadikan anak memiliki idealisme, pemberian pengawasan terhadap belajarnya adalah untuk melatih anak memiliki kedisiplinan, pemberian motivasi dan penghargaan agar anak terdorong untuk belajar dan berprestasi, sedangkan pemenuhan fasilitas yang dibutuhkan dalam belajar adalah agar anak semakin teguh pendiriannya pada suatu idealisme yang ingin dicapai dengan memanfaatkan fasilitas yang ada.
Orangtua memiliki peranan yang sangat kuat dan penting dalam pendidikan anak, terlebih lagi dalam pendidikan Islam. Orang tua berperan dalam mengimplementasikan makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Quran salah satunya yaitu surat Lukman yang di dalamnya menceritakan tentang Lukman yang memberikan nasehat kepada anaknya jangan mempersekutukan Allah SWT, berbuat baik kepada orang tua, jangan berbuat sombong dan memerintahkan anaknya mengerjakan shalat dan mencegah perbuatan yang munkar, penejelasan ini dapat dilihat pada Surat Lukman ayat 13-19 di bawah ini :
Artinya:

“13. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
16. (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui.
17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
18. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
19. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”. (QS. Luqman: 13-19).

Berdasarkan kutipan yang telah dipaparkan penulis di atas dan pengamatan sementara yang penulis lakukan, dan penulis dapat menyebutkan beberapa gejala sebagai berikut:
1. Masih terlihat orang tua yang belum memberikan nasehat kepada anak dalam hal pendidikan Islam, sesuai dengan surat Lukman ayat 13-19.
2. Masih terlihat orang tua yang belum mengimplemen-tasikan isi kandungan ajaran/pesan dalam Ayat Surat Lukman, khusunya ayat 13-19.
Dengan melihat dari gejala-gejala di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dan sekaligus membuat suatu karya ilmiah dengan judul: “Peranan Orang Tua dalam MengimplementaSikan Surat Lukman (Suatu Analisis di Desa Benteng Kecamatan Sungai Batang”.

B. Alasan Memilih Judul
Adapun alasan penulis memilih judul ini adalah:
1. Penulis tertarik dengan masalah yang di hadapi yaitu Peranan Orang Tua dalam Mengimplementasikan Surat Lukman.
2. Penulis ingin mengetahui tentang ajaran yang terkandung dalam surat Lukman khususnya ayat 13-19.
3. Sepengetahuan penulis judul ini belum pernah diteliti sebelumnya, khususnya di STAI Auliaurrasyidin Tembilahan.

C. Permasalahan
1. Pembeberan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dibeberkan masalah sebagai berikut:
a. Orang tua merupakan guru pertama yang memberikan pengajaran kepada anak, maka orang tua berperan penting bagi anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya baik itu fisik maupun psikis, moral dan pendidikan, akan tetapi masih ada terkadang orang tua yang tidak memperdulikan sisi itu.
b. Surat Lukman khsusnya ayat 13-19 memberikan pesan yang sangat baik bagi orang tua dan anak, akan tetapi masih jarang orang tua ataupun anak yang memperhatikannya.
2. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembeberan masalah di atas, maka penulis membuat sebuah batasan masalah yang hanya berkisar pada: ”Peranan Orang Tua Dalam MengimplementaSikan Surat Lukman (Suatu Analisis di Desa Benteng Kecamatan Sungai Batang“.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka penulis dapat merumuskan masalah dalam kajian penelitian ini yaitu:
a. Peranan orang tua dalam mengimplementasikan surat Lukman dalam keluarga?
b. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi implement-asi surat Lukman dalam keluarga?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini adapun tujuan penulisannya untuk mengetahui:
1. Peranan orang tua dalam mengimplementasikan surat Lukman dalam keluarga.
2. Faktor yang mempengaruhi implementasi surat Lukman dalam keluarga.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian, dapat penulis gambarkan sebagai berikut:
1. Untuk menambah pengetahuan penulis tentang peranan orang tua dalam mengimplementasikan surat Lukman.
2. Sebagai bahan penambahan keilmuan bagi penulis dan orangtua.
3. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Kesarjanaan Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Auliaurrasyidin Tembilahan.

E. Kerangka Teoritis
1. Islam & Pendidikan Anak
Sabda Rasul SAW: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanya lah yang menjadikannya nasrani, yahudi atau majusi”. (HR. Bukhari).
Anak adalah karunia Allah yang tidak dapat dinilai dengan apa pun. Ia menjadi tempat curahan kasih sayang orang tua. Namun sejalan dengan bertambahnya usia sang anak, muncul agenda persoalan baru yang tiada kunjung habisnya. Ketika beranjak dewasa anak dapat menampakkan wajah manis dan santun, penuh berbakti kepada orang tua, berprestasi di sekolah, bergaul dengan baik dengan lingkungan masyarakatnya, tapi di lain pihak dapat pula sebaliknya. Perilakunya semakin tidak terkendali, bentuk kenakalan berubah menjadi kejahatan, dan orang tua pun selalu cemas memikirkanya.
Abdullah Nashih ‘ulwan, dalam bukunya Tarbiyatul Aulad menegaskan, hanya ada satu cara agar anak menjadi permata hati dambaan setiap orangtua, yaitu melalui pendidikan yang bersumber dari nilai-nilai Islam.
Islam telah memberikan dasar-dasar konsep pendidikan dan pembinaan anak, bahkan sejak masih dalam kandungan. Jika anak sejak dini telah mendapatkan pendidikan Islam, Insya allah ia akan tumbuh menjadi insan yang mencintai Allah dan Rasul-nya serta berbakti kepada orengtuanya. Upaya dalam mendidik anak dalam naungan Islam sering mengalami kendala. Perlu disadari disini, betapa pun beratnya kendala ini, hendaknya orang tua bersabar dan menjadikan kendala-kendala tersebut sebagai tantangan dan ujian.
Dalam mendidik anak setidaknya ada dua macam tantangan, yang satu bersifat internal dan yang satu lagi bersifat eksternal. Kedua tantangan ini sangat mempengaruhi perkembangan anak. Sumber tantangan internal yang utama adalah orangtua itu sendiri. Ketidakcakapan orangtua dalam mendidik anak atau ketidak harmonisan rumah tangga. Sunatullah telah menggariskan, bahwa pengembangan kepribadian anak haruslah berimbang antara fikriyah (pikiran), ruhiyah (ruh), dan jasadiyahnya (jasad).
Tantangan eksternal pun juga sangat berpengaruh dan lebih luas lagi cakupannya. Tantangan pertama bersumber dari lingkungan rumah. Informasi yang yang didapat melalui interaksi dengan teman bermain dan kawan sebayanya sedikit banyak akan terekam. Lingkungan yang tidak islami dapat melunturkan nilai-nilai islami yang telah ditanamkan di rumah. Yang berikutnya adalah lingkungan sekolah. Bagaimanapun juga guru-guru sekolah tidak mampu mengawasi anak didiknya setiap saat. Interaksi anak dengan teman-teman sekolahnya apabila tidak dipantau dari rumah bisa berdampak negatif. Sehingga memilihkan sekolah yang tepat untuk anak sangatlah penting demi terjaganya akhlak sang anak. Anak-anak Muslim yang di sekolahkan di tempat yang tidak islami akan mudah tercemar oleh pola fikir dan akhlak yang tidak islami sesuai dengan pola pendidikannya, apalagi mereka yang di sekolahkan di sekolah nasrani sedikit demi sedikit akhlak dan aqidah anakanak Muslim akan terkikis dan goyah. Sehingga terbentuklah pribadi-pribadi yang tidak menganal islam secara utuh.
Di samping itu peranan media massa sangat pula berpengaruh. Informasi yang disebarluaskan media massa baik cetak maupun elektronik memiliki daya tarik yang sangat kuat. Jika orang tua tidak mengarahkan dan mengawasi dengan baik, maka si anak akan menyerap semua informasi yang ia dapat, tidak hanya yang baik bahkan yang merusak akhlak. Meskipun banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan seorang anak, orang tua tetap memegang peranan yang amat dominan, sebagaimana sabda Rasul SAW: "Setiap anak dilahirkan dalm keadaan fitrah. Kedua orang tuanya lah yang menjadikannya nasrani, yahudi atau majusi." (Hr.Bukhari).
Dalam mendidik anak orang tua hendaknya berperan sesuai dengan fungsinya. Masing-masing saling mendukung dan membantu. Bila salah satu fungsi rusak, anak akan kehilangan identitas. Pembagian tugas dalam Islam sudah jelas, peran ayah tidak diabaikan, tapi peran ibu menjadi hal sangat penting dan menentukan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para orangtua Muslim dalam mendidik anak:
a. Orang tua perlu memahami apa yang dimaksud dengan pendidikan anak dan tujuannya.
b. Banyak menggali informasi tentang pendidikan anak.
c. Memahami kiat mendidik anak secara praktis. Dengan demikian setiap gejala dalam tahap-tahap pertumbuhan pertumbuhan anak dapat ditanggapi dengan cepat.
d. Sebelum mentransfer nilai, kedua orang tua harus melaksanakan lebih dulu dalam kehidupan sehari-hari. Karena di usia kecil, anak-anak cerdas cenderung meniru dan merekam segala perbuatan orang terdekat. Bersegera mengajarkan dan memotivasi anak untuk menghafal Al- Quran. Kegunaannya di samping sejak dini mengenalkan Yang Maha Kuasa pada anak, juga untuk mendasari jiwa dan akalnya sebelum mengenal pengetahuan yang lain.
e. Menjaga lingkungan si anak, harus menciptakan lingkungan yang sesuai dengan ajaran yang diberikan pada anak.
Memang usaha mendidik anak tidaklah semudah membalik tangan. Perlu kesabaran dan kreativitas yang tinggi dari pihak orang tua. Simaklah perkataan Sayyid Qutb, yang mempunyai ayah sebagai panutannya:
"Semasa kecilku, ayah tanamkan ketaqwaan kepada Allah dan rasa takut akan hari akhirat. Engkau tak pernah memarahiku, namun kehidupan sehari-harimu telah menjadi teladanku, bagaimana prilaku orang yang ingat akan hari akhir."

2. Peranan Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak
Orang tua adalah “ayah dan ibu kandung”. Harapan terbesar orang tua adalah ingin memiliki anak yang soleh, sopan, pandai bergaul, pintar dan sukses , tetapi harapan besar ini jangan sampai menjadi tinggal harapan saja. Bagaimana orang tua untuk mewujudkan harapan tersebut, itulah yang paling penting. Kedudukan dan fungsi suatu keluarga dalam kehidupan manusia sangatlah penting dan fundamental, keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan masing-masing anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada dalam bimbingan tanggung jawab orang tuanya.
Perkembangan anak pada umumnya meliputi keadaan fisik, emosional sosial dan intelektual. Bila kesemuanya berjalan secara baik maka dapat dikatakan bahwa anak tersebut dalam keadaan sehat jiwanya. Dalam perkembangan jiwa terdapat periode-periode kritis yang berarti bahwa bila periode-periode ini tidak dapat dilalui dengan baik,maka akan timbul gejala-gejala yang menunjukan misalnya keterlambatan, ketegangan, kesulitan penyesuaian diri dan kepribadian yang terganggu. Lebih jauh lagi bahkan tugas sebagai makhluk sosial untuk mengadakan hubungan antar manusia yang memuaskan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang di lingkungannya akan gagalsama sekali.
Peran orang tua dalam hal pendidikan anak sudah seharusnya berada pada urutan pertama, para orang tualah yang paling mengerti benar akan sifat-sifat baik dan buruk anak-anaknya, apa saja yang mereka sukai dan apa saja yang mereka tidak sukai. Para orang tua adalah yang pertama kali tahu bagaimana perubahan dan perkembangan karakter dan kepribadian anak-anaknya, hal-hal apa saja yang membuat anaknya malu dan hal-hal apa saja yang membuat anaknya takut. Para orang tualah yang nantinya akan menjadikan anak-anak mereka seorang yang memiliki kepribadian baik ataukah buruk. Anak-anak pada masa peralihan lebih banyak membutuhkan perhatian dan kasih sayang, maka para orang tua tidak dapat menyerahkan kepercayaan seluruhnya kepada guru di sekolah, artinya orang tua harus banyak berkomunikasi dengan gurunya disekolah begitu juga sebaliknya, hal penting dalam pendidikan adalah mendidik jiwa anak. Jiwa yang masih rapuh dan labil, kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua dapat mengakibatkan pengaruh lebih buruk lagi bagi jiwa anak. Banyaknya tindakan kriminal yang dilakukan generasi muda saat ini tidak terlepas dari kelengahan bahkan ketidakpedulian para orang tua dalam mendidik anak-anaknya.

3. Penjelasan Surat Lukmah Ayat 13-19.
Artinya :
“13. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
16. (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui.
17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
18. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
19. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”. (QS. Luqman: 13-19).

Surat Luqman dari ayat 13 sampai ayat 19 membahas tentang nasihat-nasihat Luqman kepada anak-anaknya yang bisa diklasifikasikan menjadi lima nasihat. Nasihat-nasihat ini sangat penting untuk kita cermati dan kita laksanakan. Di ayat 18 dan 19, khusus membahas tentang akhlaq, bagaimana bersikap dalam berkomunikasi, kesombongan, bagaimana berjalan dan berbicara yang baik.
Sebelum membahas ayat ini, Ibnu Katsir meyebutkan beberapa Hadits Rasulullah tentang akhlaq yang mulia diantaranya. Dari Annas r.a. Berkata, Bahwa Rasulullah saw, manusia yang paling baik akhlaqnya. Dalam hadits lain disebutkan, Tugas Rasulullah adalah untuk menyempurnakan akhlaq yg mulia. Dalam rangka efektivitas tugas itu, beliau meberikan keteladanan terlebih dahulu, begitu juga yang seharusnya kita lakukan pada anak kita. Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah ditanya tentang orang mukmin yang paling utama itu yang bagaimana kemudian Rasul menjawab yang paling baik akhlaqnya.
Akhlaq yang mulia itu bisa mengangkat manusia itu menjadi mulia sekalipun dalam ibadahnya tidak banyak. Dari Annas dalam hadits marfu’ Rasulullah Saw, Bersabda, Seorang hamba dengan akhlaqnya yang mulia dia bisa mencapai derajat yang tinggi diakhirat sekalipun ibdahnya lemah, dan manusia itu dengan akhlaqnya yang buruk dia bisa tersungkur ke neraka paling rendah sekalipun dia ahli ibadah. Dalam hadits riwayat Aisyah Rasulullah Saw, bersabda, Seorang hamba dengan akhlaqnya yang mulia ia bisa mencapai derajat orang yang Qiyamullail terus menerus atau orang yang puasa terus menerus.
Rasulullah ditanya apa yang paling banyak memasukan orang kedalam surga, Rasulullah menjawab, Bertaqwa kepada Allah dan akhlaq yg baik, dan apa yang banyak memasukan orang kepada neraka, beliau menjawab mulut dan kemaluannya. Satu kali Rasulullah ditanya oleh seorang badui, Apa yang paling baik yang dianugrahkan kepada manusia,"Rasul menjawab" akhlaq yg baik. Dari Abu Darda, Rasul bersabda Tidak ada yang paling berat timbangannya dimata Allah melainkan akhlaq yg mulia, selanjutnya dari Abdullah bin Amr, Manusia yg paling baik diantara kamu melainkan yang baik akhaqnya.
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”. (QS.Luqman:18)

a. Etika Berkomunikasi
Kata ibnu katsir ketika menjelaskan ayat ini, jika anda berbicara kepada seseorang atau orang berbicara kepada anda. Jadi kalau dalam berkomunikasi kita berbicara jangan saling membuang muka, atau kita mendengar sambil mengalihkan pandangan kita, itu namanya tushaâ’ir, Hakikatnya ungkapan ini adalah bentuk penghinan dan merasa dirinya lebih besar, ini bentuk ketakaburan. Seharusnya kita berkomunikasi seperti yang diajarkan Rasulullah, ketika berbicara menghadapkan seluruh tubuhnya, ketika kita berkomunikasi dengan etis maka respon orang pun akan lebih positif. Selain itu yang diajarkan Rasul dalam berkomunikasi adalah dengan muka yang ceria, dengan senyuman, dengan tidak memotong pembicaraan orang lain, dengan mendengarkan sepenuhnya.
Ada sebuah hadits Rasulullah yang dikutipkan Ibnu Katsir, dimana kepada kita dianjurkan untuk bersodaqoh walaupun hanya dengan menjumpai saudaramu sementara wajahmu itu ceria, dan janganlah memakai pakaian yang terseret (isbalul ijar) karena itu bentuk ketakburan dan Allah tidak menyukai kesombongan itu, disebutkan pula, kata Ali bin Abi Talhah, Janganlah kamu bersifat takabur merendahkan orang lain dan berpaling tidak mau berhadapan ketika mereka berbicara kepadamu, sebetulnya orang menampakan ketakaburan itu tujuannya agar dirinya dihormati tapi dengan sikapnya seperti itu justru orang menjadi tidak simpati, kalau ingin dihormati kita harus memuliakan orang lain. Ada sebuah pesan yang cukup bagus dari Khalili bin Ahmad ketika dia berdo’a: “Ya Allah jadikanlah aku disisimu termasuk orang yang paling tinggi derajatnya, dan jadikanlah aku dalam diriku orang yang paling rendah dan ditengah-tengah manusia menjadi orang yang biasa-biasa saja”. Siapapun akan simpatik pada kita kalau seperti ini.

b. Larangan Berlaku Sombong
Kalu tadi dibicarakan etika dalam berkomunikasi, kata-kata setelahnya membahas tentang sikapnya. Keangkuh merasa besar atau kesombongan yang tidak mau tunduk dan diatur, dikatakan disini janganlah melakukan perbuatan seperti itu, sesunguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi angkuh. Makna berjalan disini yaitu baik dia jalan kaki, atau dia memakai kendaraan. Satu kali pernah ada seorang sahabat mendatangi Rasulullah kemudian dia berkata Ya Rasulullah aku suka memakai pakaian yang bersih sekali, dan sandal yang bagus, apakah itu bentuk ketakaburan. Rasulullah menjawab itu bukan bentuk ketakaburan, dan hakikat ketakaburan itu kamu mengabaikan yang haq dan menyepelekan orang lain.
“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”.(QS.Lukman:19)
Kata qosd itu secara harfiah hemat, Ibnu Katsir menjelaskan berjalanlah yang biasa saja tidak sangat lambat dan tidak sangat cepat, jalanlah yang biasa itu cara berjalan yang sopan, dan rendahkan suaramu, maknanya adalah janganlah berlebihan dalam berbicara dan jangan berlebihan mengangkatnya, makanya didalam Al Qur’an disebutkan “Janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara nabi”. Dan kemudian penutup ayat ini “Sesunguhnya seburuk-buruknya suara adalah suara himar”, Ibn Katsir menjelaskan, disebutkannya suara yang paling buruk adalah suara himar, ini menunjukan bahwa menngangkat suara yang paling keras itu bukan hanya tidak baik tapi juga tercela.
Inti dari ayat ini adalah bagaimana cara berkomunikasi dengan orang lain kemudian bagaimana cara berjalan, bagaimana cara kita menungkapkan kata-kata kita, dan bagaimana pula kita bersikap secara umum terhadap orang lain, kalau kita perhatikan akhlaq itu dibahas dibelakang karena dakwah bil ma’ruf itu akan efektip bilamana didukung dengan akhlaq yang mulia. Nasihat Luqman disini tidak sedikitpun membicarakan materi, karena nasihat yang lima itu adalah yang penting yang merupakan risalah utama manusia. Bukan berarti materi itu tidak penting, tapi tidak menjadi sesuatu yang diutamakan.
Adapun pelajaran yang dapat diambil dalam surat Lukman ayat 13-19 yaitu:
1. Pentingnya menjaga Tauhid dan kejinya dosa Syirik
2. Menjelaskan arti hikmah, yaitu bersyukur kepada Allah Swt dengan cara taat dan selalu ingat kepadaNya. Dan orang yang bersyukur itu pasti orang memiliki akal sehat
3. Pentingnya memberi nasehat yang baik, sekaligus memberi solusi (irsyad) kepada siapa saja
4. Buruknya dosa musyrik dan jeleknya orang yang memusyrikan Allah SWT.
5. Keharusan taat kepada orang tua dan mempelakukan mereka dengan lembut dan saying.
6. Pengukuhan pedoman, “ Tidak boleh patuh kepada seseorang jika menyuruh berbuat dosa kepada Allah Swt.” Dan ini berlaku kepada orang tua untuk tidak taat atas kemauan mereka ketika diperintah melakukan keburukan.
7. Wajib mengikuti jalan yang benar sesuai Al-Qur’an dan Sunnah dan haramnya mengikuti jalan yang tidak berdasar kepada kedua pusaka itu.

F. Konsep Operasional
Konsep operasional merupakan “suatu konsep dan penjabaran dari konsep teoritis agar mudah dipakai dan sekaligus sebagai aturan di lapangan penelitian, guna menghindari kesalahfahaman.” Adapun indikator dalam penelitian Peranan Orang Tua dalam Mengimplementasikan Surat Lukman (Suatu Analisis di Desa Benteng Kecamatan Sungai Batang) adalah:
1. Orang tua mengajarkan kepada anak jangan mesyarikatkan Allah SWT.
2. Orang tua mengajarkan berbuat baik kepada orang tua.
3. Orang tua mengajarkan tentang amar ma’ruf nahi munkar.
4. Orang tua mengajarkan tentang balasan berbuat dosa dan balasan jika berbuat kebaikan.
5. Orang tua mengajarkan tentang shalat.
6. Orang tua mengajarkan tetang perilaku sabar.
7. Orang tua melarang berbuat sombong.
8. Orang tua melarang berbuat angkuh.
9. Orang tua mengajarkan tentang berperilaku baik dalam berjalan dan berbicara.

G. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Desa Benteng Kecamatan Sungai Batang.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Orangtua di Desa Benteng Kecamatan Sungai Batang. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Peranan Orang Tua dalam Mengimplementasikan Surat Lukman.
3. Populasi dan Sampel
Yang menjadi populasi penelitian adalah Orangtua di Desa Benteng Kecamatan Sungai Batang. Dikarenakan dalam penelitian ini melebihi jumlah populasi, maka penulis mengambil hanya 50 keluarga.
4. Tekhnik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi dua bagian data yaitu : pertama, data primer yaitu data yang diperoleh melalui subjek penelitian melalui teknik. Kedua, data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui buku–buku atau literatur–literatur yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Adapun tekhnik pengumpulan data yang penulis ambil dalam melakukan penelitian ini yaitu:
a) Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Jika wawancara dilakukan dengan komunikasi secara lisan, maka dalam angket komunikasi tersebut dilakukan secara tertulis. Maka angket Yaitu Menyebarkan sejumlah pertanyaan yang tertulis kepada responden (siswa) untuk diisi sesuai dengan alternatif jawaban yang disediakan.
b) Wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara dan yang diwawancarai. Dalam hal ini penulis mengajukan pertanyaan dalam bentuk lisan kepada sample yang telah ditentukan.
c) Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, agenda dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk mencari data yang diperlukan/yang dicari untuk keperluan penyelesaian skripsi ini.
5. Teknik Analisis Data
Data yang sudah terkumpul penulis kualifikasikan atau tuangkan kedalam bentuk angka-angka, sehingga data tersebut bersifat kuantitatif, untuk selanjutnya dianalisa dan diinterpretasikan secara deskriptif. Pengalihan data kedalam bentuk kuantitatif ini ditempuh dengan menggunakan rumus:

F
P = - X 100%
N

Keterangan :
F = Frekuensi yang sedang dicari persentasinya.
N = Number of cases (jumlah frekuensi).
P = Angka persentase.

H. Sistematika Laporan
Adapun sistematika laporan penulisan proposal ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN, berisikan latar belakang, permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian dan konsep operasional.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
BAB III : METODE PENELTITIAN, berisikan waktu dan tempat penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi dan sampel dan teknik analisis data.
BAB IV : PENYAJIAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.
BAB V : PENUTUP, berisikan kesimpulan dan saran–saran.

I. Daftar Kepustakaan

Administrator, 2009. Tafsir Surat Lukman Ayat 13-19, http://konoha.kabarku.com/index.php/note,16397/Tafsir-Surat-Luqman -13-19.html. Diakses 12 Agustus 2009.

Depatemen Agama Republik Indonesia, 1988. Al-Quran dan Terjemahannya. Jakarta: PT. Serajaya Santra.

Djumhur dan Moh. Surya, 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung : CV. Ilmu.

Joomla, 2009. Islam dan Pendidikan Anak, http://alhijrah.cidensw.net. Diaksese 12 Agustus 2009.

Hasan, Abdul Hasib, Lc. 2007. Tafsir Surat Luqman Ayat 18 Dan 19 (Tuntunan Akhlaq Dan Keutamaannya), http://layananquran.com/index.php?option=com_content&task=view&id=72&Itemid=61. Diakses 12 Agustus 2009.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Setiawan, Denny, 2008. Peran Orang Tua Dan Sekolah Dalam Mendidik Anak, www.pdf-search-engine.com. Diakses 10 Agustus 2009.

Subagyo, Joko, 2006. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudijono, Anas, 2001. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.


Wahyu, MS dan Muhammad MS, 1987. Petunjuk Praktis Membuat Skripsi. Surabaya: Usaha Nasional.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah menurunkan segala karunia dan nikmat buat kita semua. Serta shalawat dan salam selalu terlimpahkan kepada kekasihNya, Rasulullah SAW, dan kepada keluarga dan para sahabat-sahabatnya juga orang-orang yang telah mengikuti petunjuk dan garis ketetapan yang sudah dibawa oleh beliau.

Tepat pada tanggal 12 Rabiul Awal, di hari senin ribuan tahun silam telah lahir seorang kekasih Allah dan menjadi rahmat untuk alam semesta. Serta telah menyandang derajat keterpujian yang begitu tinggi nilai kemulianya. Juga memiliki segala kesempurnaan yang tak mungkin bisa disamai oleh insan yang ada dimuka bumi ini.

Beliau itu adalah Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah mengubah sejarah peradaban manusia dari era jahiliah ke era modernitas akhlak. Dari jaman kegelapan hati hijrah menuju kecemerlangan iman dan islam. Beliau telah membawa risalah yang terbaik yang dijadikan pedoman hidup bagi kita semua untuk mewujudkan masyarakat yang amanah dan wathoniah.

Maka tak heran bila setiap tanggal 12 Rabiulawal kita sebagai umatnya selalu merayakan atau memperingatinya untuk mengenang sejarah perjuangannya dalam menegakkan iman dan islam di jagat raya ini. Dan juga sebagai refleksi dari rasa cinta kita kepada sosok yang dirindukan siang maupun malam.

Kalau kita telusuri, sebenarnya sejarah peringatan Maulid Nabi Muhamad itu berawal dari zaman kekhalifahan Fatimid (Keturunan dari Fatimah Azzahra, putri Rasulullah). Seorang panglima perang yang bernama Sallahudin Al Ayyubi (1137-1193M) mengusulkan kepada khalifah waktu itu untuk mengadakan perayaan Maulid Nabi Muhammad dengan tujuan untuk mengembalikan semangat juang kaum muslimin yang sedang dalam masa perjuangan membebaskan Masjidil Aqsho di Palestina yang dikuasai oleh kaum kafirin. Hasilnya? Luar biasa, semangat patriotik jihad fisabilillah umat Islam pada masa itu begitu menggelora. Dan pada tahun 1187 M, Sallahudin Al-Ayyubi dan pasukannya berhasil masuk ke Yerusalem membebaskan Masjid Al-Aqsho dari cengkraman musuh-musuh Allah.

Nah bagaiman dengan sekarang? Apakah peringatan Maulid Nabi Muhamad telah menggelorakan semangat kita untuk terus berjuang menegakan amal ma’ruf nahi mungkar seperti halnya para sahabat, dan tabi’it tabi’in dalam menegakkan agama Allah? atau hanya dijadikan sebagai seremonial belaka?

Sosok Rasulullah yang pekerja keras dan pantang menyerah dalam menegakkan agama Allah SWT adalah salah satu sifat beliau yang seharusnya kita jadikan contoh dan suritauladan dalam pergaulan kita sehari-hari. Ini menjadi bukti bahwa kita benar-benar meneladani dan mempraktekkan apa yang sudah di lakukan oleh Baginda Rasulullah SAW. Dan kita bisa menjadi seorang muslim yang tangguh dan kuat dalam menghadapai segala tantangan zaman di masa yang akan datang.

Apalagi di zaman sekarang, ketika uang sudah dijadikan sebagai panglima. Uang bisa menyelesaikan semua masalah. Uang bisa diangap sebagai satu-satunya alat untuk meraih semua ambisi busuk orang-orang yang memiliki sifat culas dan picik.
Disinilah kita sebagai umat Muhammad dituntut untuk berjuang melawan diri kita sendiri agar kita tidak terbujuk oleh rayuan manis mereka, melalui kucuran uang haram yang siap ditransfer ke rekening kita.

Disamping itu juga kita sebagai umat yang menjadikan beliau sebagai panutan dituntut untuk bisa menjalankan sunah dan sariat beliau untuk selalu berpihak kepada yang benar dan membela kepentingan yang lebih besar. Sebagaimana yang telah beliau lakukan semasa hidupnya yang selalu mementingan kepentingan umatnya diatas kepentingan diri beliau.

Saya berharap , semoga peringatan Maulid yang sering kita rayakan tidak hanya dijadikan sebagai ritual semata. Tetapi kita benar-benar bisa mengambil manfaat dan menerjemahkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Dapat mengikuti apa yang sudah menjadi sunahnya sehingga di akhirat nanti kita diakui oleh beliau sebagi umatnya dan berhak mendapatkan safaat dari beliau pula.

Amin
Diberdayakan oleh Blogger.